arrow_upward

Akankah Pilgub Sumbar 2010 Terulang Lagi pada Pilgub Sumbar 2020?

Kamis, 12 November 2020 : 19.05

 

Yosmeri.

oleh Yosmeri

Pemilihan kepada daerah (Pilkada) untuk provinsi Sumatera Barat pada tahun ini, kini sudah memasuki tahap kampanye dan sekitar sebulan lagi, 9 Desember akan dilakukan penyoblosan. Pilkada Sumbar (berikutnya disebut Pilgub) kali ini juga menarik untuk disimak. Apalagi kalau dikaitkan dengan Pilgub 2010 lalu. Mengapa?

Pada Pilgub 2010 yang diiikuti lima paslon (satu independen dan empat diusung parpol maupun gabungan parpol), menarik untuk diamati. Apalagi dalam perjalanannya, ada dua sampai tiga paslon mengklaim akan memenangkan kontestan Pilgub tersebut.

Melihat yang tampil bertarung itu, wajar saja saling klaim dan menyatakan akan menang lantaran melihat dan perkembangan dari tim masing-masing paslon. Tapi akhirnya setelah dilakukan penyoblosan, penghitungan suara maka KPU Sumbar memutuskan pasangan Prof. Irwan Prayitno-Muslim Kasim yang unggul.

Irwan-MK (singkatan yang trend saat Pilgub 2010), unggul atas petahana Marlis Rahman yang berpasangan dengan Aristo Munandar, Endang Irzal-Asrul Syukur, Fauzi Bahar-Yohannes Dahlan dan Editiawarman-Husni Hadi.

Tapi saya melihat bukan dari sisi itu, melainkan latar belakang pasangan calon yang bertarung pada Pilgub 2010 tersebut. Diluar paslon yang maju dari gabunga parpol non parlemen/tidak mendapatkan kursi di DPRD Sumbar (pasangan Prof Editiawarman-Husni Hadi), empat paslon yang maju lewat parpol dan gabungan parpol, konfigurasi dan pasangannya nyaris sama dengan empat paslon yang maju pada Pilgub 2020 ini.

Misalnya, pasangan Irwan-MK yang memenangi Pilgub 2010 itu. Irwan Prayitno adalah anggota DPR asal Sumbar tiga periode dan Muslim Kasim adalah Bupati Padang Pariaman dua periode. 

Perpaduan antara anggota DPR tiga periode dengan bupati dua periode, ternyata ada pada paslon Mulyadi-Ali Mukhni yang maju Pilgub 2020. Cagubnya Mulyadi, anggota DPR tiga periode dan cawagubnya persis sama, Ali Mukhni, Bupati Padang Pariaman dua periode.

Pilgub 2010 ada petahana Marlis Rahman yang berpasangan dengan Aristo Munandar, Bupati Agam dua periode, dan pada Pilgub 2020 juga sama. Nasrul Abit sebagai petahana maju sebagai Cagub dan Indra Catri sebagai Bupati Agam dua periode pula.

Begitu pula pasangan Endang Irzal-Asrul Syukur pada Pilgub 2010. Endang adalah non parpol dan Asrul Syukur adalah pamong senior. Pilgub 2020, juga ada paslon dengan perpaduan yang sama, yaitu Fakhrizal-Genius Umar. Fakhrizal juga non parpol dan Genius Umar adalah pamong senior yang menjabat sebagai Walikota Padang.

Kemudian pasangan Fauzi Bahar-Yohannes Dahlan pada Pilgub 2010. Fauzi Bahar adalah Walikota Padang dua periode dan Yohannes adalah pamong senior yang terakhir menjabat Sekdaprov Sumbar. Fauzi kalah, maka kursi Walikota Padang kembali ke pangkuannya sampai habis masa jabatan pada 2014.

Pada Pilgub 2020, paslon ini menjelma pada paslon Mahyeldi-Audy Joinaldy. Mahyeldi, juga Walikota Padang dua periode. Hanya Audy yang berbeda dengan Yohannes Dahlan. Audy adalah pengusaha. Jika pasangan ini kalah, sama dengan Fauzi, maka Mahyeldi kembali ke jabatannya sebagai Walikota Padang sampai habis masa jabatannya pada 2024.

Singkat kata, empat paslon yang maju Pilgub 2020, secara komposisi dan latar belakang masing-masingnya, hampir sama dengan empat paslon (baca yang diusung parpol dan gabungan parpol) pada Pilgub 2010. Lantas kalau sama, apakah hasinya juga sama kelak? Atau dengan kata lain, paslon Mulyadi-Ali Mukhni yang menang? Bisa jadi. Tapi entahlah. Mari kita ikuti terus. (pengamat politik dan sosial Sumbar)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved