arrow_upward

Merindukan Kembali Alumni Unand Jadi Gubernur

Kamis, 29 Oktober 2020 : 10.59

 

Udayana M.

Oleh Udayana M

Universitas Andalas (Unand) yang merupakan universitas tertua di Sumatera Barat memiliki sejarah panjang dan telah melahirkan banyak orang-orang yang berprestasi tinggi di berbagai bidang. 

Sebagai kawah candradimuka bagi generasi muda Sumatera Barat, Unand sering dijadikan barometer keberhasilan pendidikan formal yang menjadi andalan dalam melahirkan SDM unggul, berkualitas dan bermartabat dan memberi kontribusi yang besar "Untuk Kedjayaan Bangsa".

Di kancah nasional, mantan Rektor Unand Harun Zain pernah menjadi menteri di era Presiden Soeharto. Lalu dua alumnus Fakultas Hukum Unand Gamawan Fauzi (jadi Mendagri) dan Basrief Arief (Jaksa Agung) serta alumnus Fakultas Pertanian, Musliar Kasim (Wamendiknas) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan sejumlah nama lain yang berprestasi baik di bidang pemerintahan, profesional dan lainnya.

Di Sumatera Barat sendiri, Gubernur sebagai pemegang tampuk kekuasan eksekutif tertinggi berkali-kali diamanahkan kepada Alumni Universitas Andalas yang sekaligus membanggakan dan mengharumkan nama almamater. 

Selain Harun Zain meski tidak alumni Unand tapi saat tampuk Rektor dipegang, Unand mulai menggeliat dan diperhitungkan, juga ada Zainal Bakar (alumni Fakultas Hukum), Gamawan Fauzi (alumni Fakultas Hukum) dan terakhir Marlis Rahman (mantan Rektor Unand).

Gamawan yang berpasangan dengan Marlis Rahman adalah alumni Unand pertama yang memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung. Banyak yang berpendapat, di samping sosok Gamawan yang saat itu sedang harum-harumnya atas prestasi dan gebrakan yang dibuat saat menjadi Bupati Solok, juga didukung oleh alumni Unand.

Kemana muka ini disembunyikan jika di tengah adanya alumni Unand yang berprestasi dan harum namanya, tapi apes di kampung halaman sendiri? Tentu menjadi tamparan bagi alumni Unand. Sebaliknya  adalah kebanggaan tersendiri bagi almamater, alumni Unand menjadi pemimpin di ranah Minang, dimana Unand berdiri yang melahirkan anak-anak bangsa berprestasi dan membanggakan.

Sejak Pilkada 2010 sampai sekarang, alumni Unand puasa. Bahkan pada Pilkada 2015, jangankan untuk menang, untuk tampil sebagai kontestan calon gubernur saja tidak ada. Banyak versi yang muncul ketika, alumni Unand belum beruntung atau keputusan politik dan berbagai pertimbangan lainnya. Padahal secara personal, sebenarnya ada.

Bagaimanapun juga ada alumni Unand menjadi gubernur atau wakil gubernur, tentu secara ikatan bathin ada perhatian lebih terhadap kemajuan Unand. Rasanya, mustahil dan tidak mungkin rasanya, alumni Unand menjadi gubernur atau wakil gubernur, perhatian terhadap almamater diabaikan. Lihatlah dulu saat Harun Zain menjadi gubernur. Begitu pula Zainal Bakar, Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman.

Perhatian para tokoh itu tidak saja kepada Unand tapi juga perguruan tinggi di Sumbar lainnya. Sebab ini  sekaligus mewujudkan kepedulian terhadap dunia pendidikan untuk melahirkan tokoh-tokoh hebat. Dan Sumbar memang dikenal sebagai daerah pencetak orang-orang hebat karena pemimpinnya punya perhatian tinggi terhadap kemajuan perguruan tinggi.

Alumni Unand sudah 10 tahun puasa menjadi kepala daerah di Sumatera Barat. Tentu ada harapan dari kalangan sesepuh dan alumni baik di ranah maupun di rantau, saatnya alumni Unand kembali meneruskan jejak para pendahulunya. Diyakini juga, mayoritas alumni Unand akan menyupport alumni yang punya kesempatan untuk "maju" dan yang terpenting adalah punya prestasi dan rekam jejak rancak, akan didukung sepenuhnya.

Sudah 10 tahun memang alumni Unand 'absen'. Yang jadi pertanyaan apakah kekompakan diantara civitas akademika yang berkurang atau kita memang belum bisa melahirkan kembali calon pemimpin yang kuat? 

Dalam hemat saya, dengan alumni yang menyebar luas pada hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat dan dikaitkan dengan pola pemilihan langsung seharusnya alumni kita bisa memenangi pesta demokrasi pemilihan langsung gubernur/wakil gubernur.

Sebagai salah seorang alumni, insyaallah, Pilgub kali ini, momentum bagi alumni Unand yang menyebar di pelosok negeri, mulai yang mamacik sampai kalangan akar rumput untuk menempatkan alumni Unand kembali jadi pemimpin di negeri sendiri. Saya mengetuk hati para alumni, lepaskan dulu ego daerah asal, atau ego -ego lainnya. Kedepankan nama Unand dan perguruan tinggi lain yang berbasis di Sumbar. 

Jaya Terus Universitas Andalas "Untuk Kedjayaan Bangsa"

(Penulis Alumni Fakultas Teknik Universitas Andalas)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved