 |
| Jasman Rizal. |
"Lonjakan ini merupakan pukulan berat bagi Sumbar yang sedang berupaya untuk membangkitkan kembali kondisi di berbagai sektor, "katanya.
Menurut Jasman, lonjakan kasus juga menjadi salah satu dampak dan konsekuensi dari upaya membangkitkan kembali geliat ekonomi di Sumbar. Utamanya untuk sektor-sektor yang mengharuskan seseorang bepergian ke luar aderah ataupun sektor yang mendatangkan orang untuk masuk ke Sumbar.
Selain itu, sektor-sektor yang bersifat mengumpulkan massa juga menjadi salah satu ancaman penyebaran Covid-19.
"Saat ini memang sangat sulit bagi kita untuk memilih antara kesehatan dan ekonomi, karena keduanya saling mendukung. Keduanya adalah prioritas. Untuk itu, kita sedang mengupayakan bagaimana kedua aspek ini bisa kita capai tanpa mengalahkan salah satunya," terang dia.
Berkaca dari lonjakan kasus yang memang tidak diprediksikan asalnya, Pemprov Sumbar telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi. Tes-tes massal terutama terkait dengan contact tracing menjadi prioritas. Selain itu juga Pemprov memberikan layanan tes PCR gratis bagi pendatang di bandara.
"Pembatasan jumlah wisatawan yang dimungkinkan datang ke Sumbar juga dilakukan. Tidak hanya itu saja, Sumbar juga tidak akan menerima wisatawan yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Langkah ini diambil mengingat memang kasus-kasus yang ada di Sumbar merupakan kasus impor," katanya.
Menurut Jasman, dari 724 spesimen dari dua Lab yakni labor fakultas Kedokteran Unand dan Lab veteriner Baso Agam JH terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 dari Kota Padang 15 orang, Padang Pariaman 1 orang dan Kabupaten Solok 1 orang.
Adapun kabar gembiranya, pasien sembuh bertambah 8 orang dengan total 751 orang. (***)
Bagikan
.jpg)