arrow_upward

Tak Ingin Seperti Perancis dan Korsel, Alasan RI tak Ngotot Buka Sekolah

Senin, 01 Juni 2020 : 19.30
Agus Sartono
Jakarta, AnalisaKini.id-Pemerintah belum bisa memastikan sektor pendidikan kapan akan beroperasi secara optimal di tengah pandemi corona (Covid-19). Dengan kata lain, fasilitas pendidikan akan tetap tutup hingga waktu yang belum ditentukan.

Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono menyebutkan, skenario yang paling moderat untuk belajar mengajar tatap muka adalah pada akhir Agustus atau awal September.

"Kalau di akhir Juli sudah 0 (nol), tapi akan lebih baik di akhir Desember. Worst scenarionya sampai akhir Desember belajar mengajar dari rumah," kata Agus, seperti dikutip melalui laman resmi Kemenko PMK, Senin (1/6/2020).

Selain untuk melindungi anak-anak terpapar Covid-19 setelah masuk sekolah, momentum tersebut juga dapat menjadi kesempatan bagi orang tua memperkuat pendidikan di dalam keluarga.

"Pada prinsipnya tidak hanya belajar online, tapi bisa guru memantau, kunjungan guru ke murid dengan memikirkan physical distancing. Yang jelas kita tidak ingin seperti di Perancis dan Korea Selatan yang membuka sekolah kemudian banyak murid terpapar," kata dia.

Sebelummya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tak memungkiri, memang ada skenario yang dirancang terkait kemungkinan sekolah akan kembali beroperasi seperti biasa.

"Itu hanya ancar-ancar saja. Kalau menurut kalender itu pertengahan Juli. Tapi Kemenko PMK tidak
merekomendasikan skenario masuk sekolah pada waktu tersebut," katanya.

Muhadjir menegaskan alasan pemerintah tak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan kapan sekolah akan dibuka. Pemerintah masih mengkalkulasi dampak yang bisa ditimbulkan di tengah new normal.

"Risikonya tidak bisa dihitung dengan mudah akibat dari pengurangan pembatasan atau pembukaan sekolah," jelas Muhadjir. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved